00:00
/
00:00

Mengapa hai jiwaku, engkau tertekan?
Dan mengapa kau gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah!
Berharaplah kepada Allah!
Sebab 'ku bersyukur padaNya,
Penolongku, Allahku!



S’perti rusa merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Kau, Allah.
Jiwaku haus pada Allah, pada Allah yang hidup.
Kapan 'ku boleh datang melihat Allah?
Airmataku jadi makananku siang dan malam,
kar’na orang terus berkata: “Dimana Allahmu?”

Ini yang mau ‘ku ingat, saat jiwaku gundah:
waktu ku jalan maju dalam padatnya manusia,
mendahului mereka untuk melangkah,
melangkah menuju ke rumah Allah.
Dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur,
di keramaian orang, di perayaan.

© 2022 Juswantori Ichwan
Mengapa hai jiwaku,
engkau tertekan?
Dan mengapa kau gelisah
di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah!
Berharaplah kepada Allah!
Sebab 'ku bersyukur padaNya,
Penolongku, Allahku!


S’perti rusa merindukan
sungai yang berair,
demikianlah jiwaku
merindukan Kau, Allah.
Jiwaku haus pada Allah,
pada Allah yang hidup.
Kapan 'ku boleh datang
melihat Allah?
Airmataku jadi makananku
siang dan malam,
kar’na orang terus berkata:
“Dimana Allahmu?”

Ini yang mau ‘ku ingat,
saat jiwaku gundah:
waktu ku jalan maju
dalam padatnya manusia,
mendahului mereka
untuk melangkah,
melangkah menuju ke rumah Allah.
Dengan suara sorak-sorai
dan nyanyian syukur,
di keramaian orang,
di perayaan.

Syair : Juswantori Ichwan, menurut Mazmur 42
Melodi:Juswantori Ichwan

Solis : Yusica Elbasia